Wednesday 24 June 2015

DSDS dan DSDA

Maraknya perkembangan dunia teknologi telekomunikasi seakan seperti arus yang deras di dalam masyarakat dunia. Setiap orang mempunyai telephone genggam/ handphone atau HP. Bahkan lebih dari satu. Sebuah perkembangan tidak lepas dari masalah yang harus dihadapi. Masalah terbesar 'smart' phone saat ini adalah batrei yang cepat habis dan kecepatan pertukaran data.
Topik Blog ini, DSDS atau Dual Sim Dual Standby dan DSDA atau Dual Sim Dual Active. Sedikit berhubungan dengan 2 masalah besar yang dihadapi dunia telekomunikasi. DSDS atau DSDA memang bukan solusi tapi bisa menjadi jalan tengah.

1. DSDS

HP dengan teknologi DSDS memiliki 2 kartu SIM (Subscriber Identity Module). Setiap slot (atau jalur, saya lebih senang dengan istilah ini di dalam bahasa Indonesia dan akan saya gunakan selanjutnya) untuk kartu SIM pada HP dapat menyanggupi teknologi GSM (2G) dan EDGE (2.5G), UMTS (3G) dan LTE (4G).
Ketika salah satu kartu SIM menerima panggilan atau membuat panggilan, maka hanya jalur kartu SIM tersebut yang aktif dan jalur lain dalam posisi tidak aktif. Dengan DSDS keuntungan yang didapat:

  • Batrei lebih tahan lama dibandingkan dengan teknologi di mana dua jalur aktif secara bersamaan.
  • Bila 2 Kartu SIM beda provider, ada kemungkinan untuk memperkecil 'black-spot' (area yang tidak tercover sinyal).
  • Secara tidak langsung membantu meningkatkan QoS. Pengguna akan memilih melakukan panggilan dengan kartu SIM yang mendapat signal paling tinggi.
2. DSDA

DSDA sama dengan DSDS memiliki 2 jalur hanya saya kedua nya aktif dan dapat melakukan panggilan dan menerima panggilan. Teknologi ini memang belum banyak beredar di market namun akan menjadi teknoloi yang hangat 2-3 tahun mendatang. Keuntungan pada teknologi ini seperti DSDS namun ketika 2 jalur aktif maka banyak kemungkinan (atau ide mungkin) yang dapat dikembangkan. Beberapa Ide saya dengan DSDA (jujur saya kurang tertarik dengan DSDS karena teknologi ini bukan hal yang baru sebenarnya dan sama saja dengan anda memiliki 2 HP secara bersamaan, dengan demikian saya lebih menulis ide saya tentang DSDA)

  • Pengguna bisa melakukan panggilan dan menerima panggilan sekaligus tentunya ketika satu jalur sedang aktif, jalur lain nya dalam posisi 'on-hold' bila aktif. Atau mungkin juga misalnya ketika modem dan processor sudah sangat canggih maka bisa saja terjadi telekonferensi. Di sini saya asumsikan akan ada interface yang menjembatani 2 jalur yang aktif ini. 
  • Ketika pengguna membutuhkan transmisi data yang lebih besar, kedua jalur bisa di aktifkan dan menggabungkan kedua lebar pita frequensi mereka sehingga kecepatan maksimum tercapai. Di sini, saya mengasumsikan pengguna menggunakan teknologi LTE (4G) pada ke dua jalur. Lebar pita frequensi maxsimum (tidak berlaku semua band LTE) pada LTE adalah 20 MHz. Plus teknologi Carrier Aggregation atau CA (1), di mana beberapa band LTE dapat di gabungkan sehingga mampu melebihi 20 MHz. ( http://niviuk.free.fr/lte_ca_band.php  --> daftar inter band LTE). Bukannya tidak mungkin menggabungkan dua jalur tadi sehingga pengguna mendapatkan lebar pita yang lebih besar lagi. Di tambah kemungkinan untuk menggabungkan tidak hanya sesama teknologi (RAT) tetapi dengan penggabungan teknologi lain misalanya 2G atau 3G.
Dampak negatif dari DSDA tentunya lama penggunaan batrei yang semakin singkat. Namun telah dikembangkan pula teknologi agar batrei lebih efisien dan memiliki lama penggunaan yang lebih panjang. (2)(3).

Sebenarnya banyak sekali kemungkinan yang masih terkurung dalam benak hanya sekedar ide-ide, tapi lihatlah beberapa tahun kedepan dan beberapa tahun kebelakang. Bukannya tidak mungkin ide itu menjadi kenyataan. Salam.
        Baik untuk di baca:
  1. http://www.etsi.org/deliver/etsi_ts/136100_136199/136101/12.07.00_60/ts_136101v120700p.pdf
  2. http://phys.org/news/2015-04-ultra-fast-aluminum-battery-safe-alternative.html
  3. http://www.cnet.com/news/new-batteries-charge-70-percent-in-2-minutes/
  

Salam,
Ari 

No comments:

Post a Comment