Tuesday 30 June 2015

WIFI Calling

WIFI calling merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan kita, sebagai pengguna 'smart' phone, melakukan panggilan atau menerima panggilan dengan menggunakan WLAN (Wireless Local Area Network) meskipun HP kita tidak mendapatkan signal dari jaringan seluler. Teknologi ini sudah diterapkan pada tahun 2009. Sebelum thahun2009, teknologi ini dikenal dengan nama "Hotspot calling". WIFI calling merupakan perluasan dari VoLTE/ ViLTE (Voice / Video over LTE network).

Berbeda dengan OTT VoIP (over-the-top Voice over IP), teknologi WIFI calling tidak memerlukan perangkat lunak tambahan yang berfungsi sebagai ATA (Analog Telephone Adapter). Hanya saja sebelum melakukan panggilan maupun menerima panggilan, HP kita perlu di setting terlebih dahulu agar komunikasi dengan WIFI calling aktif. Proses setting tersebut melibatkan provider telephone kita dan memerlukan waktu sekitar 24 jam (mungkin durasi waktu tergantung dari pihak provider, saya mengambil contoh provider telphone di UK --- detail).

Tujuan utama dari WIFI calling adalah:
  • mereduksi blank-spot jaringan seluler yang kerap kali ditemukan di dalam ruangan tertutup.
  • pengguna jaringan seluler berada diluar "home-network" (misalnya: di lain kota/ negara sehingga hasrus melakukan/ menerima panggilan interlokal atau internasional.) bisa melakukan dan menerima panggilan melalui jaringan WLAN yang tersedia secara gratis di hotel, restoran atau sekitar nya.  

Arsitektur WIFI calling (lih. 5):
Asumsi: UE (User Equipment: HP, TAB, Laptop, perangkat mobil lainnya ) mendapat jaringan WLAN.

UE terhubung ke internet dengan menggunakan fasilitas WLAN. UE melihat daftar DNS untuk menemukan ePDG (evolve Packet Data Gate). ePDG menjembatani jaringan internet ke operator EPC (Evolve Packet Core). Protokol IETF yang digunakan pada koneksi UE dan ePDG adalah IKEv2 (Internet Key Exchange version 2) dan IPsec (IP security). Protokol IKEv2 menggunakan data identitas yang terdapat pada kartu SIM pada UE untuk menyiapkan jalur IPsec again UE dan ePDG terhubung dan aman.
Kemudian, ePDG terhubung dengan HSS lewat AAA (Authentication, Authorization and Accounting) untuk mengambil data lain sebagain penanda UE di dalam jaringan EPC seperti subscription information dan juga security vector.
Setelah jalur IPsec terbentuk, ePDG terhubung ke PGW (Packet data network Gateway) dengan protokol lain yaitu GTPv2 (GPRS Tunneling Protocol version 2) dengan interface S2b (lih. 1.). Dan selanjutnya PGW melakukan proses signaling terlebih dulu dengan PCRF (Policy and Charging Rules Function) sama seperti jaringan radio 3GPP  kemudian terhubung dengan jaringan IMS (lih. 1.).

Kekurangan WIFI calling saat ini:

  • Proses Handover dari jaringan LTE ke WIFI atau sebaliknya saat ini masih belum tersedia. Dampak pada UE, panggilan yang telah diterima atau dilakukan harus terlebih dahulu terputus sementara ketika perpindahan jaringan terjadi. 
  • Ketika terdapat beberapa Hotspot WLAN dalam sebuah ruangan atau area dan setiap Hotspot mempunyai penanda lokasi, maka konsekuensinya ketika UE bergerak dari satu tempat ke tempat yang menjauhi sebuah hotspot, maka UE tersebut tidak dapat secara langsung terhubung dengan hotspot terdekat. 
Namun kabar terbaru dari Google, lewat project baru nya dengan code project Fi, Google sedang melakukan penelitian mengenai handover WIFI ke jaringan celullar. Sebagai analisis tambahan: google menerapkan hasil dari project pada Nexus 6 dengan OS Android. Ini sangat menguntungkan untuk google karena hampir semua OSI layer telah di kuasai.Di sisi lain, telah banyak perusahaan sekelas google misalnya Samsung mencoba untuk membuat OS sendiri dengan nama: Tizen. Atau Microsoft dengan OS andalannya Windows dan iPhone dengan iOSnya. Melihat fakta dari sisi lain ini, saya hampir yakin siapa yang lebih dulu menguasai OSI layer ke-3 yaitu network, dia adalah pemenangnya.     

HP yang mendukung teknologi ini adalah:
LG Optimus F3Q
LG G2
LG G Stylo
LG Leon LTE
LG G4
Alcatel One Touch POP Astro
Alcatel One Touch Evolve 2
iPhone 5c
iPhone 5s
iPhone 6
iPhone 6 +
HTC one M9
Samsung Galaxy Avant
Samsung Galaxy S5
Samsung Galaxy S6
Samsung Galaxy S6 Edge
Samsung Galaxy Note 4
Samsung Galaxy Note Edge
Microsoft Lumia 640

Provider yang sudah menerapkan tekonlogi WIFI calling pada jaringan mereka:
AT&T (US)
Verizon (US)
T-Mobile (US, AT)
Sprint (US)
Orange (UK)
EE (UK)
Roger Wireless (CA)
Telkom (INA)
O2 (DE)
Vodafone (DE)
Swisscom (CH)
A1 (AT)
3 (AT)

Dokumen pendukung:
  1. Dokumen 3GPP --- http://www.qtc.jp/3GPP/Specs/23834-a00.pdf
  2. WIFI calling di Indonesia ---  http://prnw.cbe.thejakartapost.com/news/2015/telkomsel-cooperates-with-huawei-to-introduce-the-first-nfv-based-wifi-calling-and-volte-in-asia-pacific-region.html
  3. di Austria ---  http://orf.at/stories/2246844/2246845/
  4. Peta WiFI gratis --- http://www.wlanmap.com/
  5. Ericsson WIFI calling review --- http://www.ericsson.com/res/thecompany/docs/publications/ericsson_review/2015/er-wifi-calling.pdf

Thursday 25 June 2015

Ch. 18 Bila Hidup Manusia adalah sebuah Film

Adalah sebuah panggung dan kita pemainnya,
mungkin aku, kamu atau dia adalah pemeran utamanya.
Seperti sebuah Film, 'aku' bukan aku,
'kamu' bukan kamu,
bahkan 'dia' bukanlah dia dalam film itu!

'Aku', 'kamu' dan 'dia' mungkin saling benci di sana
Tapi di sini, aku, kamu dan dia satu keluarga.
Di sana 'aku' mungkin jadi 'ayahmu'
Di ini kamu mungkin temanku,
dan dia mungkin saudaraku.

Di sana hanya sebuah panggung,
sebuah kebohongan yang tanggung
yang dipertontonkan dalam hitungan menit
dan selesai tanpa pamit!

Mungin film itu bagus...
namun apakah itu sebuah kebenaran?
setelah semuanya berakhir, hanya tersisa angan,
dan hanya angan yang tak tertebus.

Aku, kamu, dia hanyalah manusia
yang hidup bukan di dalam film saja.
dalam sebuah kenyataan,
bukan hanya angan!

Aku, kamu dan dia tidak akan pernah saling benci.
karena kita dilahirkan untuk mengasihi.
Film itu yang mengajarkan kita kebencian.
Film itu yang mengajarkan kita perbedaan.

Itu hanya di dalam sebuah Film....
Di luar itu kita sama kawan...


Salam,

Ari
Linz, 20150625




Wednesday 24 June 2015

DSDS dan DSDA

Maraknya perkembangan dunia teknologi telekomunikasi seakan seperti arus yang deras di dalam masyarakat dunia. Setiap orang mempunyai telephone genggam/ handphone atau HP. Bahkan lebih dari satu. Sebuah perkembangan tidak lepas dari masalah yang harus dihadapi. Masalah terbesar 'smart' phone saat ini adalah batrei yang cepat habis dan kecepatan pertukaran data.
Topik Blog ini, DSDS atau Dual Sim Dual Standby dan DSDA atau Dual Sim Dual Active. Sedikit berhubungan dengan 2 masalah besar yang dihadapi dunia telekomunikasi. DSDS atau DSDA memang bukan solusi tapi bisa menjadi jalan tengah.

1. DSDS

HP dengan teknologi DSDS memiliki 2 kartu SIM (Subscriber Identity Module). Setiap slot (atau jalur, saya lebih senang dengan istilah ini di dalam bahasa Indonesia dan akan saya gunakan selanjutnya) untuk kartu SIM pada HP dapat menyanggupi teknologi GSM (2G) dan EDGE (2.5G), UMTS (3G) dan LTE (4G).
Ketika salah satu kartu SIM menerima panggilan atau membuat panggilan, maka hanya jalur kartu SIM tersebut yang aktif dan jalur lain dalam posisi tidak aktif. Dengan DSDS keuntungan yang didapat:

  • Batrei lebih tahan lama dibandingkan dengan teknologi di mana dua jalur aktif secara bersamaan.
  • Bila 2 Kartu SIM beda provider, ada kemungkinan untuk memperkecil 'black-spot' (area yang tidak tercover sinyal).
  • Secara tidak langsung membantu meningkatkan QoS. Pengguna akan memilih melakukan panggilan dengan kartu SIM yang mendapat signal paling tinggi.
2. DSDA

DSDA sama dengan DSDS memiliki 2 jalur hanya saya kedua nya aktif dan dapat melakukan panggilan dan menerima panggilan. Teknologi ini memang belum banyak beredar di market namun akan menjadi teknoloi yang hangat 2-3 tahun mendatang. Keuntungan pada teknologi ini seperti DSDS namun ketika 2 jalur aktif maka banyak kemungkinan (atau ide mungkin) yang dapat dikembangkan. Beberapa Ide saya dengan DSDA (jujur saya kurang tertarik dengan DSDS karena teknologi ini bukan hal yang baru sebenarnya dan sama saja dengan anda memiliki 2 HP secara bersamaan, dengan demikian saya lebih menulis ide saya tentang DSDA)

  • Pengguna bisa melakukan panggilan dan menerima panggilan sekaligus tentunya ketika satu jalur sedang aktif, jalur lain nya dalam posisi 'on-hold' bila aktif. Atau mungkin juga misalnya ketika modem dan processor sudah sangat canggih maka bisa saja terjadi telekonferensi. Di sini saya asumsikan akan ada interface yang menjembatani 2 jalur yang aktif ini. 
  • Ketika pengguna membutuhkan transmisi data yang lebih besar, kedua jalur bisa di aktifkan dan menggabungkan kedua lebar pita frequensi mereka sehingga kecepatan maksimum tercapai. Di sini, saya mengasumsikan pengguna menggunakan teknologi LTE (4G) pada ke dua jalur. Lebar pita frequensi maxsimum (tidak berlaku semua band LTE) pada LTE adalah 20 MHz. Plus teknologi Carrier Aggregation atau CA (1), di mana beberapa band LTE dapat di gabungkan sehingga mampu melebihi 20 MHz. ( http://niviuk.free.fr/lte_ca_band.php  --> daftar inter band LTE). Bukannya tidak mungkin menggabungkan dua jalur tadi sehingga pengguna mendapatkan lebar pita yang lebih besar lagi. Di tambah kemungkinan untuk menggabungkan tidak hanya sesama teknologi (RAT) tetapi dengan penggabungan teknologi lain misalanya 2G atau 3G.
Dampak negatif dari DSDA tentunya lama penggunaan batrei yang semakin singkat. Namun telah dikembangkan pula teknologi agar batrei lebih efisien dan memiliki lama penggunaan yang lebih panjang. (2)(3).

Sebenarnya banyak sekali kemungkinan yang masih terkurung dalam benak hanya sekedar ide-ide, tapi lihatlah beberapa tahun kedepan dan beberapa tahun kebelakang. Bukannya tidak mungkin ide itu menjadi kenyataan. Salam.
        Baik untuk di baca:
  1. http://www.etsi.org/deliver/etsi_ts/136100_136199/136101/12.07.00_60/ts_136101v120700p.pdf
  2. http://phys.org/news/2015-04-ultra-fast-aluminum-battery-safe-alternative.html
  3. http://www.cnet.com/news/new-batteries-charge-70-percent-in-2-minutes/
  

Salam,
Ari